Sabtu, 18 April 2020

Dari Marina ke Marina Bay Sands

"As a developer, working on the stage is really great voice." 
—Morgan Freeman

Serasa sudah digariskan, seluruh tempat yang dipijaki berelasi dengan hal yang dialami. Ketika menulis postingan ini sebenernya saya sedikit merinding dan keheranan dengan jalan yang Allah berikan, seolah sudah diatur dengan rapi. Seperti yang dikatakan Morgan Freeman, seorang developer pasti adakalanya butuh working on the stage selama siklus perjalanannya. Saya tidak pernah menyangka bahwa terjun ke ranah pemerintahan akan  mengonsumsi banyak drama yang begitu pelik. Ranah pemerintahan memaksa developer untuk memahami seluruh sisi stakeholder, baik dari sisi budgeting, work load, hingga requirement yang sering berubah-ubah. 

Terlibat dalam berbagai proyek dan perjalanan (project and travel demands) di ranah pemerintahan, sering mengajak saya  untuk berpikir pragmatis dalam posisi apapun dan dimanapun. Sebagai contoh, ketika terlibat diproyek Satu Data Kementerian Agama di Biro Humas, Data, dan Informasi (https://data.kemenag.go.id), saya diajak untuk mengikuti perjalanan ke 5 ibu kota pada 5 provinsi, seperti Semarang di Jawa Tengah, Padang di Sumatera Barat, Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Denpasar di Bali, dan Bandung di Jawa Barat. Proyek ini dibangun oleh 4 orang, 1 project owner (pak yudi), 2 developer (mas ryan dan mas iqbal), dan saya sebagai mockup designer/technical writer

Kunjungan ke beberapa provinsi di Indonesia tidak pernah terbayangkan dan bahkan tidak  tercatat dalam buku dream planner milik saya. Semuanya terjadi secara mendadak dan tidak disengaja. Hal inilah yang membuat saya keheranan sekaligus bersyukur pada Allah sudah memampirkan ke beberapa provinsi, dimana menginjakkan kaki di tempat ini tidak mungkin terpikirkan. Dari perjalanan ini, saya juga disadarkan bahwa Indonesia lebih indah dan lebih kaya daripada negara manapun. Banyak makanan daerah yang menyimpan keunikan, alam yang asri, dan pribadi yang ramah. Perjalanan pertama dimulai dengan kunjungan ke Jawa Tengah, meeting point dipusatkan di Semarang yang bertindak sebagai ibu kota provinsi dan berakhir di Singaporetentunya berbeda proyek dan adanya penambahan personil yang terlibat. Di proyek ini, personil developer bertambah 1 orang yang berperan sebagai Back-end Developer. Terkait proyek yang telah membawa saya ke Singapore akan dibahas pada postingan yang berbeda. Saya hanya ingin membahas keterkaitan tempat yang dikunjungi selama terlibat dalam beberapa proyek di Kementerian Agama. 

Pantai Marina, Semarang

Salah satu kunjungan yang membuat saya tertawa lebar adalah Jawa Tengah. Provinsi yang penuh dengan keramahan dan kesederhanaan. Kota-kota di Amerika pun, baik New York, San Francisco, Philadelphia, atau Cleveland, tidak ada yang memiliki atmosfer seperti Semarang. Banyak destinasi wisata yang terkenal (Lawang Sewu, Klenteng Sam Pho Khong, Ayana Gedang Songo, Pagoda, Pondok Kopi, Watu Gunung, Curug Lawe, dan destinasi lainnya) serta memiliki sajian menu yang sangat layak untuk dicicipi (Bandeng Juwana, Lumpia, Kue Mochi, Tahu Bakso, Kerupuk Gendar, Garang Asem, Babat Gongso, Wedang Tahu, dan masih banyak lagi). 

Sayangnya selama di Semarang, saya tidak berkunjung ke destinasi tersebut dikarenakan waktu yang padat, hanya 4 hari dimana 3 hari fullboard acara di Aston Semarang Hotel & Convention Center, sisanya saya self-charging dengan bertemu Papilaya Lugita dan Aldina Hanifah Agni, yang merupakan teman semasa sekolah menengah di Telkom Sandhy Putra Malang. Meskipun sangat padat, tiba-tiba saat siang hampir menjelang sore di hari terakhir, saya diajak bernapas sejenak sama mas ryan dan mas iqbal untuk melihat sunset di Pantai Marina! Letak pantai ini tidak begitu jauh dari homestay tempat kami tinggal, hanya beberapa menit jika ditempuh menggunakan kendaraan umum. 


Pantai Marina ini tidak terlalu besar, berjalan kaki sebentar sudah sampai di ujung pantai. Banyak berjajar batu besar di pinggiran pantai dan tidak sedikit sampah yang berserakan. Meskipun demikian, Alhamdulillah masih diberikan kesempatan sejenak oleh Allah untuk melihat kebesaranNya. Beban yang selama ini ada di pundak perlahan menjadi ringan dengan menghirup bau pasir pantai, deburan ombak, dan matahari tenggelam seraya tertawa bersama di tengah deadline proyek yang seperti ombak. 

Soll Marina, Serpong


Entah bagaimana Allah mengaturnya, seiring berjalannya waktu, kami dilibatkan di berbagai proyek. Salah satunya pembangunan sistem informasi halal atau sihalal (https://si.halal.go.id). Tim yang tadinya hanya bertiga, bertambah 1 personil sebagai Back-End Developer, yaitu mas hasan. Tim kami menjadi semakin penuh warna dan berjalan lebih terarah semenjak kehadiran mas hasan. Ohya, meskipun di tim ini saya menjadi yang paling muda, tapi.. mereka tidak membeda-bedakan. Saya tetap diperlakukan sebagai rekan  sesama satu tim, walaupun saya lebih sering merepotkan mereka (hehehe). 

Di proyek sihalal, kami memiliki schedule meeting di Soll Marina untuk membahas proses bisnis dalam sistem sekaligus QA pada beberapa proses bisnis yang sudah didevelopSelain diskusi atau ngoding bareng, kami juga sering mencari kegiatan absurd di sela-sela waktu, terutama saat stuck atau sedang bosen sama rutinitas. Beberapa kegiatan absurd (dianggap sebagai hiburan, red) yang pernah kami lakukan secara kompak, diantaranya: masak ramyeon, jajan shihlin sama gulu-gulu, makan kuaci sambil curhat, mencicipi marugame udon, jajan starbucks sambil curhat, nonton the avengers, bahkan sampai naik hewan-hewanan di mall. It's an unforgettable moment and I'll memorize until then! (hahaha).



Soll Marina menjadi destinasi ke sekian kali setelah bertemu dengan tempat lainnya yang memiliki nama berembel-embelkan 'marina'. Di tempat ini, kami melakukan pembenahan alur bisnis (business process) dan development sihalal pada waktu yang bersamaan. Di tengah-tengah development, kami juga sempat untuk rehat sejenak dengan berkunjung  ke Summarecon Mall untuk jajan gulu-gulu dan mencoba wahana hewan-hewanan (yang seharusnya dinaiki oleh anak-anak dan balita, tapi lucunya kakak-kakak abangable ini menuruti ide absurd yang saya ajukan hahaha). 

Marina Bay Sands, Singapore

Kunjungan selanjutnya adalah Batam di Kepulauan Riau dalam rangka melanjutkan proses development sihalal serta pembahasan Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait sihalal, yang berlanjut menyebrang ke Singapore. Bertepatan dengan 2 Desember, dimana usia saya bertambah menjadi 23 tahun. Pertama kalinya saya berani menyebrang dengan ferry tanpa hangover, ditambah berbeda negara pula! Jika keluarga saya menyaksikan, mungkin mereka akan bertepuk tangan dan menyelamati karena saya berhasil mengusir ketakutan dengan kapal laut. Alhamdulillah-nya lagi, berkeliling Singapore menggunakan bus tanpa hangover! Dimana bus menjadi salah satu transportasi yang paling saya takuti sebelum kapal laut, aroma bus bisa membuat saya rentan hangover. Terakhir saya naik bus saat taman kanak-kanak dan berakhir menyerah ikut darmawisata apapun dengan bus. Allahuakbar, Allah Maha Pengatur segalanya, saya berhasil mengusir rasa takut selama berkeliling negara ini. What a wonderful year! 

Selama ini dapat dikatakan, saya merupakan orang yang pemilih jika bersangkutan dengan masalah transportasi. Mulai maskapai sampai jenis mobil, saya tergolong orang yang sangat rewel. Itulah yang menyebabkan keluarga saya malas untuk membawa saya bepergian kemanapun. Mereka lebih sering berwisata mandiri dan saya lebih sering di rumah sendirian. So sad, tapi yah mau gimana lagi, namanya rasa takut hangover kalo dipaksakan malah akan terjadi. Menjadi berani memang membutuhkan proses, Singapore menjadi saksi langkah perubahan saya untuk berani dan mengubah mindset untuk tidak rewel dengan transportasi apapun. Thank you so much, ya Allah telah memberi saya kesempatan untuk menjadi berani. Tim sihalal, orang-orang terdekat di Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan beberapa orang yang telah menyemangati, terima kasih banyak! Ohya cerita selama menjelajah Singapore ini telah saya bahas di postingan sebelumnya (postingan sebelumnya: klik disini). 



Banyak warna dan drama yang kami konsumsi selama menjadi tim. Terkadang susah dan senang dibagi, tapi mayoritas lebih banyak terzhaliminya (hahaha namanya juga roda kehidupan, kalo flat aja berarti tidak hidup). Teruntuk tim sihalal, meskipun produk yang dikembangkan telah terhenti development, saya mengucapkan:

"Terima kasih telah menjadi tim yang memberikan banyak warna dan drama sepanjang hidup saya, menjadi kakak-kakak abangable yang rajin mengingatkan dan menasehati jika saya berbuat salah serta banyak membantu di kala saya panik menghadapi error."

3 destinasi ini meninggalkan kisah masing-masing. 3 destinasi yang sepertinya memiliki benang merah dalam siklus perjalanan tim saya dan be a part of global changing of indonesia government adalah salah satu mimpi dalam hidup saya. Jika di masa depan, ada destinasi dengan nama serupa berarti memang kehendak illahi yang mendorong kami untuk semakin menjelajah dan berproses. 

Steal your thought,


Dessy Amry Raykhamna

Sabtu, 11 April 2020

Unpublished Project

Beberapa bulan yang lalu, saya sempat terlibat proyek yang berkenaan dengan data anggaran dimana pada workflow sistem yang akan dibangun melibatkan integrasi antara basis data milik Kementerian Keuangan dengan Kementerian Agama. Sayangnya, proyek ini terhenti begitu saja disebabkan alasan klise 'keterbatasan anggaran instansi' (maksudnya: tidak bisa merencanakan anggaran kegiatan dengan baik). Padahal garapan saya pada sisi branding dan mock-up sudah selesai dan produk ready untuk dipresentasikan pada stakeholder. Hal ini bukan satu atau dua kali menimpa saya, berulang kali, di berbagai proyek. Ranah pemerintahan sejatinya memang seperti itu, produk yang dikerjakan ketika benar-benar butuh seperti ibarat membangun candi semalam, namun jika tidak benar-benar butuh langsung dihilangkan seperti menyapu daun kering di pelataran rumah. Menyedihkan ya? Tapi memang itulah kenyataan yang saya rasakan selama dua tahun mengabdi di lingkungan pemerintahan, mau tidak mau atau suka tidak suka kita harus bisa 'legowo' atau dapat memahami dan menerima segala sesuatunya dengan baik yang dimana kita  juga dipaksa untuk mengendalikan ego idealis yang kita miliki.

Saya merasa bahwa meskipun proyek ini terhenti dan belum sempat diterbitkan ke publik, setidaknya saya bangga pernah terlibat di dalamnya. Here was the unpublished project that I worked some months ago. 




Steal your thought,


Dessy Amry Raykhamna