Sabtu, 13 Januari 2018

Buku Catatan untuk 2018


2018 dapat menjadi awal kemungkinan dari pengembaraan saya selama ini. Membangun karir, meniatkan diri untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, menemukan jodoh, dan mengeklaim hobi baru. Semuanya merupakan resolusi (insyaAllah) akan ditekuni selama tahun ini. Karena visi dan misi yang semakin bertumpuk ketika hanya dipikirkan, saya memutuskan untuk membuat buku catatan di 2018. Melalui buku catatan ini, saya berharap mampu merelaksasikan serta meningkat sisi kreatifitas dalam diri. Perencanaan dan perjalanan yang akan dan telah dilakukan pada tahun ini, hal-hal tersebut didokumentasi dalam sebuah buku catatan. 

Sekitar tiga bulan yang lalu, saya mengikuti pre-order washi tape dan sticker. Ketika mencoba mengeksplor feed pagi hari, saya terbelalak dengan postingan dari Anna Suna yang menyinggung tentang Bofa Huang, Pinkoi, dan traveler note. Bofa Huang, seorang ilustrator dari Taiwan yang mencetuskan brand La Dolce Vita (La Dolce Vita: klik disini). Keberaniannya untuk hengkang dari dunia industri dan drop-out dari college, menimbulkan ide untuk menciptakan fashion identity dari La Dolce Vita yang dipasarkan melalui Pinkoi dan berakhir laris di pasaran hingga saat ini. Saking larisnya, ilustrasi dari brand tersebut  diterapkan di berbagai stuff, mulai kertas surat-menyurat, tas, kotak pensil, sampul buku, hingga selotip. Selain sebagai seller, Anna Suna juga menggunakannya untuk menghias traveler note miliknya. Berkat sebuah feed di pagi hari, akhirnya saya mengajukan pre-order untuk Midori TN yang sebenarnya sudah ada keniatan jauh-jauh bulan karena harganya lumayan menguras tabungan mahasiswa maka diurungkanlah niat tersebut (hahaha). Even so, today I gladly build the decision to choose one for welcoming 2018!



Setelah menunggu sekian minggu, Midori TN atau buku catatan untuk 2018 akhirnya datang. Bagi saya, hari itu merupakan hari yang paling bahagia selama berada dalam dunia journaling. Ditambah lagi, seorang kurir memberikan surat dari Belgia di siang yang terik. Ketika membuka suratnya, saya bertambah bahagia (hanya dengan surat, Allah berikan rasa bahagia yang meluap dalam hati, Allahuakbar walhamdulillah) karena teman seangkatan, Vincentiayang telah mendahului untuk menempuh S2 di bangsa Frank, mengirimkan kartu ucapan ulang tahun dan dedaunan musim gugur dari Eropa. MasyaAllah. Betapa banyaknya teman yang perhatian pada saya meskipun jaraknya begitu jauh. Terkadang silaturahmi itu unik, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Saya rasa hal tersebut kerap terjadi di sepanjang akhir 2017 hingga awal 2018. 



Beberapa keluarga dan teman sempat bertanya apa kegunaan Midori TN dan bagaimana menggunakannya? sebagian lain juga mempertanyakan apa faedahnya dari memiliki buku catatan dengan harga yang cukup mahal bagi mahasiswa? 

Kegunaan Midori TN 
Mungkin penggemar surat-menyurat atau menulis buku diary merupakan seorang introvert yang lebih rileks atau lebih terbuka dalam menuangkan ide-idenya melalui pena. Midori TN adalah salah satu merk buku catatan khusus traveler untuk menampung  curahan ide yang disalurkan melalui pena tersebut. Tentu saja tidak hanya untuk seorang introvert, para extrovert juga dapat menggunakannya sebagai buku pengingat harian. Sebenarnya jenis-jenis buku catatan ini ada banyak, seperti ring bound, book bound, spiral bound, discbound, dan bullet journal. Tergantung dari kebutuhan kita ingin menggunakan jenis seperti apa. Kebetulan untuk tahun ini saya memilih Midori TN sebagai buku catatan kemana-kemana. 

Bagaimana menggunakan Midori TN?
Midori TN sering digunakan oleh traveler sebagai buku perencanaan atau dokumentasi perjalanan. Juga, beberapa channel YouTube telah menjabarkan banyaknya kreasi yang dapat dilakukan jika telah memiliki Midori TN, seperti channel Tokyo Pen Shop dan Kaufmann. Mereka memiliki ide-ide kreatif untuk membuat buku catatan mirip dengan gayanya. Sebagai seseorang yang gemar meminimalkan budgeting setiap harinya, lebih baik buatlah isian Midori TN dengan kekuatan Do It Yourself (DIY). Meskipun isian Midori TN dijual bebas dan dapat dijangkau oleh kalangan mahasiswa, namun saya menyarankan untuk mengantisipasinya sesekali. Seperti yang dikatakan Abbey Sy dalam bukunya The ABCs of Journaling, buatlah layout buku catatan tampak acak karena hal itu lebih mirip seni. Misalkan ketika kita sedang meminum secangkir macchiato, tetiba tersenggol ketika hendak mengambil kentang goreng atau kudapan nachos sehingga kertas dari Midori TN ternodai oleh air kopi maka biarkanlah seperti itu. Jangan disobek ataupun dibersihkan karena hal tersebut akan menambah seni dari halaman buku catatan. Selanjutnya, sebuah DIY akan membuat kita mudah dalam mendefinisikan pemikiran-pemikiran pribadi.  

Membuat isian Midori TN menjadi lebih mudah ketika kita mengumpulkan kertas-kertas bekas kemudian dikombinasi dengan recycle stuffs, seperti bekas sampul jilidan skripsi, pembatas buku, kertas kado random, kardus bekas, penjepit kertas yang telah berkarat, tali rotan bekas exchange mail, atau dedaunan kering yang jatuh di jalanan. Intinya, jelilah melihat sampah dan peluangnya di sekitar kita. 

Memiliki Buku Catatan Mahal, Lantas?
Jika disurvei di pasaran harga Midori TN sekitar U$D 59,78 atau jika dikurskan sekitar IDR 767000. Bagi penduduk di negara berkembang, harga segitu memang tergolong harus berpikir terlebih dahulu untuk membelinya. Berbeda dengan penduduk negara maju, harga tersebut sangat relatif dan terjangkau. Menurut saya sebagai mahasiswa pertengahan (cross country), harga tersebut tidak terlalu mahal juga tidak terlalu murah. Mengapa dikatakan demikian? Karena halaman depannya berbahan kulit, kertasnya juga tidak abal dan adaptability dengan berbagai cat, produksi impor dengan the best quality, dan mudah diisi ulang, saya rasa harga patokan tersebut sudah sewajarnya. Dalam setahun, saya berharap dengan tampilannya yang semi-elegan dapat memberikan asupan inovasi serta kreatifitas yang cukup. Jika dicicil setahun, harga Midori TN tidak berbanding apapun dengan inovasi atau kreatifitas yang telah dituangkan ke dalamnya. 


Setelah ini apakah sudah memiliki semangat untuk memulai journaling di 2018? Buku catatan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan Anda? Cari saja secara perlahan. Saya berharap kegiatan journaling di 2018 dapat berlangsung berulang-ulang dan menjadi hobi baru untuk menghabiskan weekend di tahun ini. Karena melakukan evaluasi diri setiap harinya merupakan prioritas yang sangat penting untuk menjadi lebih baik dari yang kemarin.


Steal your thought!

Dessy Amry Raykhamna

2 komentar:

  1. kebayar sih dengan kepuasan pakenya, dan seperti produk kulit pada umumnya bakalan awet lama dan semakin berumur malah semakin cantik aja ehem *bukan ngomongin diri sendiri tapi* hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. postingan ini sebenernya kefluent dari toko mbak loh hahaha yang dari awal menabur racun indah.
      Ternyata journaling nggak jelek juga, kadang ada kalanya inspirasi ngehias berhenti di tengah-tengah dan jadi nggak selesai (sedih sekali). Mbak ninda gitu juga nggak?

      Hapus